Breaking News
recent

BAGAIMANA SANGKATAMA TERBENTUK ?


Ini adalah cerita dari pemateri PAB UKM SANGKATAMA oleh bapak Riyanto Pujo Nugroho, S.Pd.
langsung saja di simak...


SEJARAH BERDIRINYA SANGKATAMA

    SANGKATAMA kependekan dari “Sanggar Karawitan dan Tari Mahasiswa” merupakan salah satu organisasi yang tidaklah muda. Organisasi yang berbasis budaya ini merupakan satu-satunya organisasi mahasiswa yang mengangkat kearifan lokal dalam aktifitasnya. Di sanalah muda mudi berkreasi dalam balutan budaya Jawa. Mulai dari karawitan sampai dengan seni tari.
      Mungkin banyak yang tidak mengetahui, kapan dan bagaimana organisasi ini terbentuk di Universitas PGRI Semarang. Sebelum lebih jauh kita bicara tentang SANGKATAMA, terlebih dahulu teman-teman harus mengetahui bagaimana ormawa/ lemawa di Universitas PGRI Semarang itu terbentuk.
      Proses pembentukan ormawa dan lemawa tidaklah semudah membalikkan tangan, perlu tata cara dan syarat yang harus dipenuhi untuk membentuk suatu organisasi. Dalam membentuk organisasi perlu adanya AD/ART serta persetujuan dari konggres mahasiswa. Jadi tidak serta merta mahasiswa membentuk organisasi kemudian memproklamirkan sebagai organisasi mandiri di kampus.
      Setelah mengetahui secara sekilas gambaran tentang pembentukan organisasi, mari kita bicarakan secara khusus tentang organisasi SANGKATAMA. Seperti yang telah dibicarakan di atas, SANGKATAMA merupakan satu-satunya organisasi berbasis budaya yang ada di kampus. Akan tetapi secara umum, SANGKATAMA bukan hanya berkutat dalam budaya saja tetapi juga berdiri seperti organisasi secara umumnya. SANGKATAMA bukan hanya tentang karawitan ataupun menari saja, tetapi juga bisa membentuk anggota sebagai insan yang punya loyalitas, dedikasi, serta pengetahuan yang mumpuni tentang bagaimana berorganisasi untuk diterapkan dalam masyarakat sekitar ketika kita terujun di masyarakat.
      SANGKATAMA pada awalnya terbentuk karena apa? 
Mungkin itu pertanyaan yang akan terlontar pertama kali atau kapan SANGKATAMA itu berdiri? Tapi sebelumnya, saya ingin bertanya kepada teman-teman semuanya. Seberapa pentingkah teman-teman mengetahui hal itu? Apa pentingnya dan apa yang akan temen-teman cari dari dua pertanyaan tersebut di atas. Bukankah tanpa mengetahui hal tersebut, kita tetap ada di SANGKATAMA. Kita tetap bisa berlatih karawitan dan seni tari. Mungkin itu adalah pikiran praktis dari kita yang terlalu idealis untuk mengetahui itu semua. Yang hanya mementingkan diri kita tanpa memikirkan yang lainnya.
      Sangkatama terbentuk karena seperangkat gamelan yang telah dihibahkan oleh seorang dalang ketika pentas di PGRI Jawa Tengah. Oleh PGRI Jawa Tengah karawitan itu dipinjamkan kepada YPLP PT PGRI Jawa Tengah untuk diberikan kepada IKIP PGRI Semarang. Karawitan tersebut dahulu sering untuk berlatih karyawan maupun pegawai dari IKIP PGRI dan PGRI Jawa Tengah. Tidak hanya gamelan yang dihibahkan, tetapi dua kotak berisi wayang kulit pun ikut dihibahkan. Melihat adanya seperangkat alat gamelan yang rasanya sayang untuk dilihat saja serta ingin melestarikan kebudayaan lokal, mahasiswa IKIP PGRI pada waktu itu melontarkan gagasan untuk membentuk ormawa yang menaungi tentang karawitan. Maka dibentuklah SANGKATAMA ini yang mengkhususkan bermain karawitan juga seni tari. Lewat persetujuan dari peserta konggres mahasiswa maka diajukanlah sangkatama ke lembaga untuk dimintakan legalitasnya. Sementara untuk awalnya, SANGKATAMA ini terbentuk pada bulan februari tahun 1999. SANGKATAMA sendiri memilih jorgan atau slogan yang berbunyi “Rahayu Hayuning Budaya, trus Rinayas Langgenging Bawana” yang berarti selama kita menjaga budaya, selama itu pula bumi ini akan tetap langgeng atau hidup.

      Awal organisasi ini terbentuk, sangat sedikit yang berminat. Mahasiswa lebih memilih untuk mengikuti ormawa lain yang dianggap lebih populer dan tidak kuno. Selama lebih kurang 4 tahun SANGKATAMA seperti mati suri. Orang mengatakan hidup segan mati pun enggan. Bahkan ketika tahun 2002 SANGKATAMA pernah diajukan untuk ditutup karena dianggap sebagai organisasi yang tidak aktif. Baru ketika tahun 2003, kehidupan sangkatama yang semula mati suri berangsur-angsur mulai bergeliat ditengah jaman globalisasi. Pionir pada waktu itu adalah teman-teman dari jurusan Matematika yang kembali menghidupkan sangkatama agar tidak ditutup oleh lembaga. Paling tidak dengan aktif berlatih, maka keinginan untuk menutup sangkatama menguap begitu saja. Puncaknya adalah pada tahun 2006, dengan dibukanya jurusan bahasa Jawa dan PGSD. SANGKATAMA mencatatkan rekor sebagai UKM yang memiliki anggota lebih dari 100 pada waktu itu. Bahkan yang namanya penerimaan anggota baru, dibagi menjadi dua tahap pada bulan september dan bulan januari. Pada tahun tersebut, SANGKATAMA juga sukses menciptakan suatu karya seni yang dinamakan tari jatidiri IKIP PGRI Semarang. Saat itu, WK 3 bapak Maryanto meminta SANGKATAMA untuk menciptakan tarian jati diri IKIP PGRI Semarang dan ditampilkan di acara dies natalis. Tarian itu mencerminkan 4 fakultas yang mempunyai karakter masing-masing. Setelah dicek oleh WK 3 dan ketua panitia dies natalis tentang kelayakan tarian dan durasi waktu, akhirnya disetujui untuk ditampilkan di dies natalis. Selain menciptakan tarian, pada tahun itu juga SANGKATAMA bersama dengan teater gema kerja bareng yang dinamakan GeSang dalam mementaskan sandiwara yang berjudul superman puber. 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.